Pages

waktuQiu

lingkungan sebagai media pembelajaran

1.      Definisi lingkungan
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) lingkungan diartikan sebgai bulatan yang melingkungi (melingkari). Pengertian lainnya yaitu sekalian yang terlingkung di suatu daerah. Dalam kamus Bahasa Inggris peristilahan lingkungan ini cukup beragam diantaranya ada istilah circle, area, surroundings, sphere, domain, range, dan environment, yang artinya kurang lebih berkaitan dengan keadaan atau segala sesuatu yang ada di sekitar atau sekeliling. Dalam literatur lain disebutkan bahwa lingkungan itu merupakan kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan itu terdiri dari unsur-unsur biotik (makhluk hidup), abiotik (benda mati) dan budaya manusia.
Lingkungan adalah sesuatu gejala alam yang ada disekitar kita, dimana terdapat interaksi antara faktor biotik (hidup) dan faktor abiotik (tak hidup). Lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap individu dan sebaliknya individu memberikan respons terhadap lingkungan. Dalam proses interaksi itu dapat terjadi perubahan pada diri individu berupa perubahan tingkah laku.

manfaat membaca

Membaca adalah perilaku positif. Perilaku yang harus diawali dengan pembiasaan (conditioning) sebelum akhirnya mendarah daging dalam keseharian kita. Ketika aktivitas membaca sudah menjadi kebiasaan, maka aktivitas membaca pun terus kita lakukan tanpa harus dipaksa.

            Banyak dari kita mungkin merasa enggan untuk membuka lembaran demi lembaran buku. Entah karena apa, kita sepertinya tidak memiliki semangat untuk melahap bahan-bahan bacaan. Kerap kali kita membaca hanya sekilas lalu alias tak merampungkan bacaan sampai selesai.

            Apakah membaca harus berupa buku? Membaca tidak harus berupa buku. Banyak bahan bacaan yang bisa kita baca, misalnya surat kabar. Membaca surat kabar juga penting bagi kita karena kita bisa terus mengikuti perkembangan-perkembangan aktual, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri.

            Banyak orang pintar dan cerdas disebabkan dari rajin membaca. Membaca juga bisa membuat orang lebih dewasa. Dewasa di sini artinya memiliki pola pikir yang tidak lagi kekanak-kanakan. Dengan membaca, orang bisa memandang setiap permasalahan hidup bukan sebagai beban, namun tantangan yang harus diselesaikan. Permasalahan dalam kehidupan tidak dipandang hanya dari satu sisi, tetapi dari berbagai sisi. Orang yang memandang permasalahan hidup dari berbagai sisi biasanya lebih bijaksana dan arif dalam menjalani kehidupan.

pendekatan anlisis dan non analisis


1.      Pendekatan analisis (analytical approach)

Analytical approach juga di kenal dengan sebutan formal approach. Pendekatan ini didasarkan pada seperangkap ungkapan-ungkapan dan asumsi-asumsi kebahasaan dan sosolinguistics.
Di jelaskan oleh Stren yang dimuat dikitab talim al-arabiyah li ghairi al-nathiqiina biha karangan Thuaimiyah (1989) cirri-ciri pendekatan analisis sekaligus juga yang membedakan dengan pendekatan non analisis yaitu:

a)      Berdasar pada kebahasaan.
b)      Di dasarkan pada kajian-kajian ilmu social kebahasaan, simantik, proses bicara (speech act), discourse analysis, dan notions and functions.
c)      Menuntut adanya needs analysis kebahasaan, metodologi kebahasaan modern, national syllabus begitu juga program bertujuan husus.
d)     Mengharuskan penyiapan materi pengajaran baru serta strategi pengejaran baru.
e)      Sebagian besar pengikut pendekatan ini menetapkan bahasa yang disampaikan kepada siswa.
f)       Tidak berangkat dari prinsip-prinsip psikologi atau pendidikan dan menyerupai cognitive approve.
g)      Berharap adanya tambahan motivasi siswa ketika guru mencapai tuntutan kebahasaan siswa dan berusaha untuk memenuhinya.

المنطوق والمفهوم


المنطوق والمفهوم

تعريف المنطوق وأقسامه
المنطوق : هو ما دل عليه اللفظ في محل النطق – أي أن دلا لته تكون من مادة الحرف التي ينطق بها. ومنه : النص , والظاهر , والمؤول :
فالنص هو ما يفيد بنفسه معنا صريحا لا يحتمل غيرهز كقوله تعالى( فصيام ثلاثة أيام في الحج وسبعة إذا رجعتم تلك عشرة كاملة 12- البقره
والظاهر  هو ما يسبق إلي الفهم منه عند الإطلاق معنى مع احتمال غيره إحتمالا مرجوحا , فهو يشرك مع النص يفيد معنى لا يحتمل غيره , و الظا هر يفيد معنى عند الإطلاق مع احتمال غيره إحتمالا مرجوحا كقوله تعالى ( فمن اضطر غير باغ ولا عاد 173 – البقرة
والمؤول هو ما حمل لفظه على المعنا المرجوح لدليل يمنع من إرادة المعنى الراجح.

v  دلالة الاقتضاء ودلالة الاشارة

قد تتوقف صحة دلالة اللفظ على إضمار , وتسمى بدلالة الاقتضاء, وقد لا تتوقف على إضمار ويدل اللفظ على مالم يقصد به قصدا أولياء, وتسمى دلالة الاشارة :

pendekatan dalam pembelajaran bahasa arab


1.      Definisi, tujuan , kendala pendekatan  Sam’i Syafawi
Bahasa itu awal mulanya didengar dan diucapkan, sehingga sudah semestinya pembelajaran bahasa itu dititikberatkan pada istima’ (mendengar) dan kalam (berbicara). Dari penjelasan tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa pendekatan sam’i syafawi adalah pendekatan pembelajaran yang dititikberatkan pada istima’ dan kalam.

Lahirnya pendekatan ini didasari oleh dua hal, yakni :
1)      Studi bahasa yang dilakukan oleh ahli jiwa dan ahli bahasa terhadap bahasa-bahasa lisan Hindia di wilayah Amerika Serikat.
2)      Perkembangan sarana komunikasi antar bangsa yang bisa mendekatkan jarak antara mereka dan adanya kebutuhan mempelajari bahasa asing, tidak hanya digunakan untuk membaca tapi untuk komunikasi langsung antar mereka.
Kedua hal tersebut mendorong untuk melihat kembali fungsi bahasa sebagai alat untuk merealisasikan komunikasi lisan, tidak hanya untuk komunikasi tulisan atau transfer budaya manusia. Setelah mempelajari menyimak dan berbicara, secara berurutan orang berlanjut mempelajari komunikasi tertulis (membaca dan menulis).

perubahan bahasa


A.    Devinisi perubahan bahasa
Jika kita mencoba mendevinisakan makna perubahan bahasa maka pertanyaan pertama yang mengusik pikiran kita adalah apakah perubahan bahasa itu dapat diamati atau diobservasi?. Terjadinya perubahan bahasa itu tentunya tidak dapat diamati, sebab perubahan tersebut sudah menjadi sifat haqiqi bahasa, yang berlangsung dalam masa yang relatif lama sehingga tidak mungkin diobservasi oleh seseorang yang mempunyai waktu yang relatif terbatas.
Namun yang dapat diketahui adalah bukti adanya perubahan bahasa tersebut,itupun tergantung, pada bahasa-bahasa yang mempunyai tradisi tulis dan mempunyai dokumen tertulis dari masa-masa yang sudah berlalu.
Bahasa inggris, jawa, dan bahasa arab merupakan bahasa yang dapat diikuti perkembangannya sejak awal  sebab, mempunyai dokumen-dokumen tertulis. Tetapi banyak bahasa lain yang tidak mengenal tradisi tulis dan tidak mempunyai dokumen apapun. Bukti adanya perubahan bahasa inggris dapat kita liahat dari Fromkin dan Rodman (1974:191-193). Dikutip dari Caidmon’s Hymn, serta bandingkan terjemahnya dalam bahasa inggris modern!

pemerolehan bahasa


A.    Proses Pemerolehan Bahasa dan Pertumbuhannya
Meskipun dengan landasan filosofis yang mungkin berbeda-beda, pada umumnya kebanyakan ahli kini perpandangan anak dimanapun juga memperoleh bahasa ibunya dengan memakai strategi yang sama. Kesamaan ini tidak hanya dilandasi oleh biologi dan neurologi, manusia yang sama tetapi juga oleh pandangan mentalistik yang mengatakan bahwa anak telah dibekali dengan bekalkodrati pada sat dilahirkan. Di samping itu, dalam bahasa juga terdapat konsep universal sehingga anak secara mental telah mengetahui kodrat-kodrat yang universal ini. Chomsky mengibaratkan anak sebagai entitan yang seluruh tubuhnya telah dipasang tombol serta kabel listrik: mana yang dipencet, itulah yang akan menyebabkan bola lampu tertentu menyala. Jadi, bahasa mana dan wujudnya seperti apa yang ditentukan oleh input dari sekitarnya.
Karena ke dalam bahasa ada tiga komponen, yakni fonologi, sintaksis dan semantik, maka bahasa kita dibagi menjadi tiga:

perkembangan bahasa


1.      Perkembangan bahasa
Terdapat tiga teori pada perkembangan bahasa anak, yaitu: pandangan nativisme, pandangan behaviorisme dan pandangan kognitivisme.
a.      Pandangan Nativisme
Nativisme berpendapat bahwa selama proses pemerolehan bahasa pertama, kanak-kanak (manusia) sedikit demi sedikit membuka kemampuan kemampuan lingualnya yang secara genetik telah diprogramkan. Pandangan ini tidak menganggap lingkungan mempunyai pengaruh dalam pemerolehan bahasa, melainkan menganggap bahwa bahasa merupakan pemberian biologis, sejalan dengan yang disebut “hipotesis pemberian alam”.