Pages

waktuQiu

pendekatan anlisis dan non analisis


1.      Pendekatan analisis (analytical approach)

Analytical approach juga di kenal dengan sebutan formal approach. Pendekatan ini didasarkan pada seperangkap ungkapan-ungkapan dan asumsi-asumsi kebahasaan dan sosolinguistics.
Di jelaskan oleh Stren yang dimuat dikitab talim al-arabiyah li ghairi al-nathiqiina biha karangan Thuaimiyah (1989) cirri-ciri pendekatan analisis sekaligus juga yang membedakan dengan pendekatan non analisis yaitu:

a)      Berdasar pada kebahasaan.
b)      Di dasarkan pada kajian-kajian ilmu social kebahasaan, simantik, proses bicara (speech act), discourse analysis, dan notions and functions.
c)      Menuntut adanya needs analysis kebahasaan, metodologi kebahasaan modern, national syllabus begitu juga program bertujuan husus.
d)     Mengharuskan penyiapan materi pengajaran baru serta strategi pengejaran baru.
e)      Sebagian besar pengikut pendekatan ini menetapkan bahasa yang disampaikan kepada siswa.
f)       Tidak berangkat dari prinsip-prinsip psikologi atau pendidikan dan menyerupai cognitive approve.
g)      Berharap adanya tambahan motivasi siswa ketika guru mencapai tuntutan kebahasaan siswa dan berusaha untuk memenuhinya.


2.      Pendekatan non analisis (non analytical approach )

non analytical approach di dasarkan pada konsep  psycolinguistics dan konsep pendidikan  bukan pada konsep kebahasaan.  Seperti  yang dijelaskan di pendekatan analisis  di pendekatan non analisis ini juga ada ciri-cirinya yang di terangkan oleh stren di kitap talim al-arabiyah li ghairi al-nathiqiina biha karangan Thuaimiyah (1989) adalah sebagai berikut:

a)      Didasarkan pada konsep psycholiguistics dan pendidikan bukan pada konsep kebahasaan.
b)       Pendekatan ini juga disebut dengan pendekatan global dan integrated naturalistic.
c)      Pengajaran bahasa berlangsung dalam situasi kehidupan alami. Dan difokuskan pada tema yang berhubungan dengan kehidupan siswa dan aspek-aspek kehidupan manusia umumnya.
d)     Menuntut adanya persiapan materi persiapan
e)      Sulit menentukan bahasa yang di sampaikan kepada siswa, sehingga pengajaran bahasa itu adalah merupakan latihan sungguhan bukan yang dibuat-buat.
f)       Di dasarkan pada asumsi-asumsi khusus terhadap siswa, dan difokuskan pada pemenuhan kesempatan pemerolehan bahasa bukan pembelajarannya.
g)      Motivasi siswa akan muncul di sela-sela komunikasi dengan penutur bahasa dan bergabung dalam situasi komunikasi sungguhan.


0 komentar:

Posting Komentar